Pekanbaru, KabarInsel-- Banyaknya media massa yang menjadikan alat kepentingan politik jelang Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang, membuat pengamat komunikasi di Riau buka suara.
Ketua Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi (Aspikom) Wilayah Riau, Dr Nurdin Abdul Halim MA, saat dikonfirmasi riau24.com melalui selularnya, Jum'at (23/5/14) menyebutkan, saat ini banyak media ditunggangi oleh kepentingan politik. Salah satu yang menjadi pengamatannya adalah perang media televisi nasional yang mendukung masing-masing kandidat capres dan cawapres.
“Sekarang media tidak lagi menjadi fungsi kontrol sosial. Salah satunya adalah media Televisi Metro TV dan TV One. Frekwensi yang dijadikan untuk kepentingan bersama kini ditunggangi oleh kepentingan politik,” Cetusnya.
Atas hal itu, Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau ini meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan teguran keras agar tidak banyak jutaan rakyat Indonesia dirugikan atas penayangan tersebut.
“Harusnya media memberikan penayangan edukasi. KPI semestinya memberikan teguran terhadap media itu sehingga jutaan masyarakat Indonesia tidak menjadi korban,” Pintanya. (Bam)
Sumber : riau24
Ketua Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi (Aspikom) Wilayah Riau, Dr Nurdin Abdul Halim MA, saat dikonfirmasi riau24.com melalui selularnya, Jum'at (23/5/14) menyebutkan, saat ini banyak media ditunggangi oleh kepentingan politik. Salah satu yang menjadi pengamatannya adalah perang media televisi nasional yang mendukung masing-masing kandidat capres dan cawapres.
“Sekarang media tidak lagi menjadi fungsi kontrol sosial. Salah satunya adalah media Televisi Metro TV dan TV One. Frekwensi yang dijadikan untuk kepentingan bersama kini ditunggangi oleh kepentingan politik,” Cetusnya.
Atas hal itu, Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau ini meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan teguran keras agar tidak banyak jutaan rakyat Indonesia dirugikan atas penayangan tersebut.
“Harusnya media memberikan penayangan edukasi. KPI semestinya memberikan teguran terhadap media itu sehingga jutaan masyarakat Indonesia tidak menjadi korban,” Pintanya. (Bam)
Sumber : riau24
Comments